Kota Yunani kuno Spartan terkenal sebagai kota tentara dan seluruh masyarakatnya berorientasi pada perang.
Spartan tidak dapat dihentikan di darat dan dikenal karena profesionalisme dan disiplinnya. Baik sejarawan kontemporer dan kuno mengagumi bagaimana Spartan dilatih dengan sangat baik.
Sistem pendidikan mereka mengajarkan jika anak laki-laki sejak lahir akan dibesarkan sebagai pejuang, dan anak perempuan akan dibesarkan sebagai ibu pejuang.
Baca Juga :
Asal dari Sistem Pendidikan Spartan
Awalnya Sparta tidak jauh berbeda dengan kota Yunani lainnya. Sparta mulai dikenal selama Zaman Klasik pada awal abad ke-9 SM.
Mulai sekitar 700 SM, Sparta mulai mengalami transformasi. Sekitar waktu itu, Spartan menaklukkan wilayah Messenia dan memasukkan orang-orang Messenian ke dalam populasi Spartan sebagai budak.
Hal ini menyebabkan orang Messenia bersatu dan beberapa kali memberontak melawan penaklukan Spartan.
Seiring waktu, masyarakat Spartan mulai semakin fokus pada kesiapan militer untuk mencegah pemberontakan budak lebih lanjut dan ancaman lain terhadap rakyat mereka. Ini diperkuat dengan pembentukan sistem pendidikan Spartan yang dikenal sebagai agoge.
Pendidikan Para Pria
Agoge terdiri dari program pelatihan ketat yang akan mempersiapkan anak laki-laki untuk menjadi prajurit.
Sistem pendidikan ini dirancang untuk menciptakan prajurit-prajurit yang tangguh yang loyal kepada negara.
Anak laki-laki dibesarkan oleh ibu mereka sampai usia 7 tahun. Selanjutnya mereka akan dibawa menuju agoge, atau sekolah untuk memulai pendidikan.
Anak laki-laki akan diajarkan membaca, menulis, menyanyi, menari, moralitas, dan sejarah, juga ketahanan fisik.
Mereka akan dilatih dalam situasi kekurangan makanan, sampai pada titik di mana mereka kelaparan, hingga selalu berlatih dengan perut kosong.
Jika mereka menginginkan lebih banyak makanan, mereka harus mencuri, tetapi jika mereka tertangkap, hukuman berat sudah menanti.
Kegiatan ini mengajari anak-anak itu untuk mengembangkan keterampilan bersembunyi yang penting sebagai tentara.
Mereka juga hanya diberi satu pakaian tanpa sepatu sehingga telapak kaki mereka menjadi keras.
Dikatakan bahwa pejuang Spartan dengan kaki telanjang dapat berlari lebih cepat dari warga negara Yunani lain yang mengenakan sepatu.
Pada usia 20 tahun, setelah beberapa tahun pelatihan tambahan dan menyelesaikan agoge pada sekitar usia 16, seorang lelaki Spartan dianggap siap untuk menjadi bagian dari pasukan negara Spartan.
Dia akan tinggal di barak bersama rekan-rekan prajuritnya dan akan dipanggil untuk berperang kapan saja oleh negara.
Masa pengabdian ini akan berlangsung hingga usia 30 tahun. Pada usia 30 tahun, pria Spartan, akan menjadi warga negara penuh dan diharapkan menikah.
Semua pria berusia antara 20 dan 60 dianggap tentara potensial untuk berperang.
Pendidikan Para Wanita
Tidak seperti di kota Yunani lainnya, wanita tidak terbatas hanya tinggal di rumah. Mereka diizinkan untuk berpartisipasi dalam acara atletik.
Wanita dapat berpartisipasi dalam kegiatan atletik termasuk lari, gulat, lempar cakram dan lempar lembing.
Hal ini dianggap penting untuk membuat para wanita tetap bugar dan sehat seperti halnya pria, karena mereka harus menjadi ibu yang kuat yang bisa melahirkan anak pejuang.
Selain atletik, para perempuan juga berlatih musik di paduan suara dan menari. Kegiatan domestik tertentu, seperti memproduksi wol, dianggap kasar untuk wanita Spartan hingga pekerjaan itu dibiarkan untuk para wanita budak.
Peserta Non-Spartan di Agoge
Pendidikan para Spartan dikagumi di seluruh Yunani, bahkan di Athena yang selama masa keemasan Sparta, merupakan saingan sengit dari kota para prajurit itu.
Bukan hal yang umum bagi non-Spartan dari kota lain untuk berpartisipasi dalam agoge.
Semua anak non-Spartan yang ingin diterima bergabung dengan agoge, harus diadopsi atau disponsori oleh anggota kelas Spartan. Jika dia bisa menemukan Spartan yang mensponsorinya, maka dia bisa dididik dengan cara Spartan.
Warisan
Sistem pendidikan Spartan unik, karena sepenuhnya berfokus untuk mempersiapkan warga kota untuk berperang.
Sistem pendidikan Spartan sangat sempit dibandingkan dengan sistem pendidikan negara-kota lain, tetapi keunikan dan fokusnya berhasil, setidaknya untuk sementara waktu, dalam menciptakan kota prajurit yang keras yang dapat menghadapi hampir semua lawan, bahkan Achaemenid yang perkasa di Kekaisaran Persia pada 480 SM.
Comments
Post a Comment