Joan of Arc dipuja dan dihormati di Prancis. Patung-patungnya terdapat di seluruh negeri, terutama di tempat-tempat seperti Paris, Rouen, Orléans, dan Reims.
Meskipun dikutuk oleh Gereja Katolik dan dibakar di tiang pancang di Rouen pada tahun 1431, statusnya tetap dihormati sebagai tokoh militer dan agama.
Orang-orang percaya bahwa entah bagaimana ia secara ajaib selamat. Dan beberapa orang, terutama Claudes des Armoises, mengambil keuntungan penuh dari ini.
Sekitar lima tahun setelah eksekusi Joan, Claude bertemu dengan saudara laki-laki asli Joan, Pierre dan Jean, dan meyakinkan mereka bahwa ia memang adalah Joan.
Claude tiba di Metz pada 20 Mei 1436. Pada hari itu, dua teman laki-laki Joan of Arc's datang menemuinya, salah satunya adalah seorang ksatria bernama Messire Pierre, dan yang lainnya, Jehan seorang pengawal.
Mereka percaya bahwa dia dibakar, tetapi begitu mereka melihatnya, mereka mengenalinya dan mengira ia adalah Joan.
Sumber-sumber kontemporer mencatat bahwa Claude sangat mirip dengan Joan, jadi mungkin saja teman-temannya mempercayainya sebagai Joan yang hidup kembali.
Skenario lain mengatakan mereka bertiga mengira mereka bisa menghasilkan uang dari skema tersebut.
Mereka membawa Claude bertemu Nicole Louve, yang telah menyaksikan penobatan Raja Charles VII bersama Joan pada tahun 1429.
Ia juga percaya bahwa dia adalah Joan of Arc yang asli, kemudian Louve memberinya seekor kuda, jubah dan sebuah pedang.
Joan palsu bisa mengendarai kuda dengan baik dan dianggap luar biasa, dan memberikan kredibilitas yang lebih besar pada ceritanya.
Seperti Joan, Claude berambut pendek, dengan gaya seperti pria, dan sudah menyamar sebagai tentara di pasukan Paus Eugene IV, di mana ia diduga membunuh dua pria selama pemberontakan di Roma pada tahun 1435.
Bersama dengan "saudara-saudaranya" dan dua bangsawan lainnya, Claude dan rombongannya melakukan perjalanan melintasi Prancis timur laut ke Arlon dan istana Putri Elizabeth dari Luksemburg, yang suaminya telah gugur dalam Pertempuran Agincourt pada tahun 1415.
Kembali ke Prancis, Claude menikah dengan seorang ksatria dengan nama Robert des Armoises, dan memiliki dua anak. Tetapi, pada 1439, Claude mulai merasakan bahwa tipuannya akan segera berakhir.
Sementara di Orléans, pada jamuan makan malam untuk menghormati perbuatan baik Joan yang sebenarnya untuk kota itu, Claude pergi dengan tergesa-gesa, setelah bertemu Jean Luilier, yang telah membuat pakaian Joan of Arc yang sebenarnya pada tahun 1429.
Beberapa bulan kemudian, Claude dipanggil untuk menemui Charles VII sendiri, yang Joan bantu untuk naik takhta. Karena curiga, Charles menyusun sebuah rencana; ia mengirim seseorang sebagai gantinya untuk menemui Claude, dan mengaku sebagai raja.
Tapi Claude tahu, dari gosip kerajaan di antara para bangsawan di mana ia menghabiskan banyak waktu dengan mereka.
Charles VII dan Joan the arc memiliki sebuah rahasia bersama, tapi faktanya, Claude tidak tahu tentang rahasia antara Joan dan raja (sampai hari ini, tidak ada yang tahu persis apa itu).
Claud berlutut di hadapan raja dan mengaku sebagai penipu.
Untungnya, ia dan saudara laki-laki Joan tidak dihukum karena pemalsuan mereka.
Claude kembali kepada suaminya dan menjalani kehidupan yang relatif lancar sampai akhir tahun 1449.
Joan of Arc diadili ulang secara anumerta pada tahun 1456, yang menyatakan bahwa dia tidak bersalah dan membatalkan hukumannya.