Radikal Prancis Jean-Paul Marat meninggal di bak mandinya pada 1793, ditikam oleh Charlotte Corday untuk mengakhiri aktivitas revolusionernya.
"Saya membunuh satu orang untuk menyelamatkan 100.000," kata Corday mengatakan kepada pengadilan sebelum dia dieksekusi beberapa hari setelah membunuhnya.
Sebelum ia menjadi seorang revolusioner dan kemudian menjadi martir, Marat adalah seorang dokter dan ilmuwan terkenal.
Ia dilahirkan pada tahun 1743 di tempat yang sekarang bernama Swiss, ia belajar kedokteran di Perancis sebelum pindah ke Inggris untuk mulai berlatih, meskipun belum mendapatkan gelar. Di sanalah ia menerbitkan makalah medis tentang penyakit gonore dan mata — yang membuatnya memperoleh gelar medis dari Universitas St. Andrews di Skotlandia — serta karya politik pertamanya, Chains of Slavery.
Pada 1776, Marat kembali ke Paris, di mana ia menjadi dokter aristokrasi. Dia juga mulai melakukan eksperimen ilmiah — beberapa bersama dengan Benjamin Franklin, dan menerbitkan buku tentang sifat api, cahaya, dan listrik. Akhirnya, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai dokter untuk fokus pada mata pelajaran ini. Ia berargumen misalnya, bahwa api bukanlah suatu bentuk materi, seperti yang diyakini pada waktu itu, tetapi "cairan yang mematikan."
Pada 1788, Marat berganti karier lagi, kali ini berhenti bereksperimen demi politik. Dia memulai korannya sendiri dan muncul sebagai salah satu suara paling radikal dari Revolusi Perancis. Sekitar waktu ini, Marat diserang penyakit kulit, diperburuk dengan waktu yang dihabiskannya bersembunyi dari musuh-musuh politiknya di selokan Paris pada 1790.
Josef Jelinek, seorang ahli kulit di Universitas New York Langone Health, menulis dalam The American Journal of Dermatopatologi pada tahun 1979, ia berhipotesis bahwa Marat menderita dermatitis herpetiformis — suatu kondisi yang ditandai dengan ruam gatal yang tidak bisa dijelaskan pada abad berikutnya.
Selama masa hidup Marat, obat-obatan masih banyak bersifat humoralistik — berdasarkan pada keyakinan bahwa penyakit muncul dari ketidakseimbangan cairan tubuh, kata Toby Gelfand, seorang sejarawan medis di Universitas Ottawa. Perawatan kadang-kadang bertujuan untuk mendorong tubuh mengeluarkan cairan, seperti nanah, air liur, atau darah. Ini mungkin menjadi alasan mengapa Marat dikenal menggunakan mandi dengan dua bahan yang mungkin adalah merkuri dan sulfur, sebagai pengobatan untuk penyakit kulitnya; kata Gelfand. Marat minum satu ramuan obat seperti itu ketika Corday menikamnya sampai mati.
Comments
Post a Comment