Beauty and the Beast, adalah kisah cinta klasik yang telah bertahan berabad-abad . Kisah cinta yang sangat menyentuh ini ditulis oleh Novelis Prancis Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve pada 1740. Namun, sejarawan telah melacak 23 variasi kisah yang berbeda dari seluruh dunia.
Setidaknya 162 versi yang berbeda telah diidentifikasi, dan semuanya berpusat pada hubungan yang tampaknya mustahil. Plot dan tema transformasinya memiliki kemiripan yang kuat dengan Cupid Yunani dan Psyche, misalnya. Namun Beauty and the Beast berbeda dari cerita-cerita ini, karena diyakini bahwa seseorang di kehidupan nyata benar-benar telah mengilhami penciptaan dongeng khusus ini.
Kisah di balik Beauty and the Beast terjadi dalam kehidupan tragis Petrus Gonsalvus dan istrinya yang cantik, Catherine. Ia lahir pada tahun 1537 di Tenerife dengan kondisi langka yang dikenal sebagai hipertrikosis, yang biasa disebut sebagai Sindrom Serigala.
Kisahnya dimulai ketika ia dibawa dari rumahnya di Tenerife ke Prancis, sebagai hadiah penobatan bagi Raja Henry II. Dia dianggap sebagai manusia liar dalam sangkar atau mahluk setengah binatang dan setengah manusia, yang menonjol dalam mitologi abad pertengahan Eropa.
Berita tentang keajaiban yang aneh dan eksotis ini menyebabkan keriunan besar di dalam kastil. Dengan segera Gonsalvus ditempatkan di ruang bawah tanah di mana dokter dan hakim pengadilan memeriksanya.
Disana ia tidak tampak liar sama sekali seperti mahluk setengah manusia yang dituduhkan, ia juga bukan laki-laki melainkan anak laki-laki berusia 10 tahun bernama Pedro Gonzales. Setelah diperiksa dengan teliti, para dokter menyimpulkan bahwa ia bukanlah manusia liar, atau bocah aneh. Ia kemudian diberi nama Latin baru, Petrus Gonsalvus.
Raja memutuskan untuk membebaskannya dari ruang bawah tanah demi percobaan, dan menawarkan pendidikan formal sebagaimana layaknya anak lelaki yang tinggal di istananya. Setelah kematian Henry pada 1559, istrinya Catherine de Medici menjadi walinya
Sebagai pengganti mendiang suaminya, ia memiliki kekuatan untuk memutuskan tentang semua masalah yang sebelumnya ditangani oleh Henry. Ia kemudian melanjutkan percobaan suaminya, dan sampai pada gagasan bahwa Petrus harus menikah, untuk melihat apakah keturunannya juga akan menjadi seperti dirinya atau tidak.
Seorang wanita cantik bernama Catherine pun dipilih, tetapi siapa nama belakangnya tidak diketahui sampai hari ini, dan yang diduga ia pun tidak mengetahui penampilan suaminya sebelum hari pernikahan mereka.
Pasangan itu secara tak terduga saling jatuh cinta dan hidup bahagia dengan penuh perhatian antara satu sama lain. Mereka kemudian memiliki dua anak yang lahir sehat di awal pernikahan. Sang Ratu pun kecewa dengan fakta ini, tetapi akhirnya harapannya menjadi kenyataan, ketika keempat anak mereka berikutnya semuanya dilahirkan dengan hipertrikosis.
Keluarga mereka pun dikirim untuk berkeliling Eropa sebagai hiburan bagi keluarga aristokrat. Mereka akhirnya menetap di Spanyol di bawah perlindungan Adipati Parma, yang mengalokasikan tanah untuk mereka kelola. Meskipun demikian, semua anak-anak mereka diberikan sebagai hadiah khusus untuk keluarga bangsawan Eropa lainnya.
Berbeda dengan kisah Si Cantik dan Buruk Rupa buatan Walt Disney yang berakhir bahagia, kisah Pedro dan Catherine berakhir dengan tragis. Ia tidak diperlakukan manusiawi sampai hari kematiannya.
Statusnya yang tidak manusiawi terbukti dari kenyataan bahwa dirinya dan Catherine tidak dimakamkan dengan layak. Hingga saat ini tidak diketahui di mana keduanya dikuburkan.
Sumber : The Vintage News
Comments
Post a Comment