Marah adalah hal yang manusiawi. Tetapi dalam beberapa kasus, kemarahan terus-menerus bisa menjadi pertanda masalah yang lebih dalam: depresi.
Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa kemarahan - baik yang terang-terangan maupun yang tertekan - sebenarnya merupakan tanda umum dari kondisi kesehatan mental.
Psikolog menyatakan bahwa orang-orang yang kesulitan mengatasi kemarahan mereka berisiko mengalami depresi. Para ahli bahkan menggambarkan penyakit mental sebagai "kemarahan yang diarahkan sendiri" atau "kemarahan yang berubah ke dalam."
Baca Juga :
Bipolar Dan Asmara
Penelitian menunjukkan kemarahan dikaitkan dengan tingkat keparahan gejala yang lebih besar dan respons pengobatan yang lebih buruk dalam kondisi kesehatan mental seperti depresi.
Daripada merasa sedih atau kosong, orang dengan depresi, kadang lebih cepat marah.
Menurut National Institute of Mental Health 16,2 juta orang dewasa Amerika hidup dengan depresi. Kebanyakan adalah wanita berusia 18 hingga 25 tahun.
Psikolog yang berbasis di Florida, Sherry Benton mengatakan biasanya pria yang menunjukkan kemarahan sebagai gejala awal depresi.
Sekitar 17 persen pria akan mengalami depresi berat setidaknya satu kali dalam hidup mereka, dan pria 4 kali lebih mungkin meninggal akibat bunuh diri daripada wanita, menurut laporan Harvard Medical School.
Comments
Post a Comment