Kalender modern sudah ada ribuan tahun yang lalu, sejak Kekaisaran Romawi kuno. Bahkan setelah Kekaisaran Romawi jatuh, kalender Romawi masih digunakan di seluruh wilayahnya selama Abad Pertengahan awal. Meskipun beberapa detail telah berubah, sistem penanggalan modern hanyalah versi dari kalender kuno ini, dan warisan Romawi telah membentuk cara mengucap tanggal dan waktu.
Januari, bulan pertama dalam kalender kekaisaran Romawi, dinamai sesuai nama dewa Janus - Dewa Romawi yang penting, dan biasanya diwakili dengan dua wajah, satu melihat ke depan dan satu melihat ke belakang. Janus juga adalah dewa pintu gerbang, dan transisi, karenanya masuk akal, ia dipilih untuk mewakili transisi dari satu tahun ke tahun berikutnya.
Bulan Februari berasal dari februa, sebuah festival pemurnian untuk mengusir roh-roh jahat dari kota Roma. Pada hari ke 15 bulan itu, serangkaian upacara akan berlangsung di seluruh Roma, banyak di antaranya melibatkan pengorbanan atau parade ritual. Festival ini juga dikenal sebagai Lupercalia. Penulis Romawi Plutarch melaporkan bahwa banyak pria muda pada hari ini, akan berlari tanpa busana di kota, dan memukul tangan para wanita dan anak-anak yang berjejer di jalanan. Ini dianggap dapat mengusir roh jahat, dan bahkan dapat membantu wanita untuk hamil atau melahirkan.
March dinamai sesuai nama Mars, dewa perang Romawi. Diperkirakan bulan ini menandai awal periode ketika tentara Romawi akan mempersiapkan diri untuk musim kampanye militer yang akan datang. Karena itu, penting untuk merayakan dewa perang pada saat ini, dan March adalah periode ritual dan festival yang memastikan keberhasilan militer. Awalnya, bulan Maret adalah bulan pertama dalam kalender Romawi, yang pada saat itu hanya memiliki sepuluh bulan. Namun untuk mencegah kebingungan tentang tanggal, dua bulan tambahan, yaitu Januari dan Februari, ditambahkan pada awal tahun.
April dinamai sesuai bulan Romawi Aprillis, dan digunakan sebagai nama untuk bulan keempat dalam kalender Romawi. Namun, ada beberapa teori tentang asal-usul nama ini. Salah satu ide yang paling populer adalah bahwa Aprillis terkait dengan aperire Latin, yang berarti 'membuka'. April adalah bulan di mana bunga-bunga mulai mekar dan tanaman mulai tumbuh subur, itulah sebabnya dibutuhkan nama khusus. Namun, yang lain percaya bahwa April dinamai sesuai nama Aphrodite, dewi cinta dan keindahan Yunani, yang setara dengan Dewi Romawi Aphrodite. Banyak yang percaya bahwa 'April' pada awalnya berasal dari nama Aphrodite.
Mei dinamai menurut dewi bumi Yunani, Maia. Dia adalah dewi yang memelihara, itulah sebabnya dia dikaitkan dengan musim yang hangat dan berlimpah.
Penyair Romawi Ovid, menawarkan ide lain untuk etimologi bulan ini. Dia berpendapat bahwa nama Latin untuk Mei berasal dari maiore, yang berarti 'penatua', dan itu kontras dengan nama untuk Juni, yang berasal dari iuniores, atau 'anak muda'.
Penyair Romawi Ovid, menawarkan ide lain untuk etimologi bulan ini. Dia berpendapat bahwa nama Latin untuk Mei berasal dari maiore, yang berarti 'penatua', dan itu kontras dengan nama untuk Juni, yang berasal dari iuniores, atau 'anak muda'.
Juni adalah bulan di pertengahan musim panas, dan dikaitkan dengan salah satu dewa terpenting Pantheon Romawi - Juno, istri Jupiter, yang dirayakan pada bulan Juni. Juno juga dikenal sebagai dewi perkawinan, dan dalam budaya Romawi, akhir Juni dipandang sebagai waktu yang sangat menguntungkan untuk pernikahan. Namun, menikah sebelum tanggal 15 dianggap sebagai pertanda buruk, dan biasanya dihindari.
Juli adalah bulan pertama dalam kalender Romawi yang dinamai menurut nama tokoh sejarah. Julius Caesar, diktator Romawi ini dianggap sebagai lambang masyarakat Romawi. Reformasinya memiliki efek yang bertahan lama pada kalender Romawi, dan satu bulan didedikasikan untuk menghormatinya. Juli awalnya disebut Quintilis, karena itu adalah bulan kelima dalam kalender Romawi tradisional. Namun, setelah pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM, namanya diganti untuk menghormatinya, karena itu adalah bulan kelahirannya.
Pengganti Julius Caesar, adalah Octavianus. Ia naik ke tampuk kekuasaan untuk menjadi kaisar pertama Roma, dan pada saat itu ia mengubah namanya menjadi Augustus, yang berarti 'disucikan' atau 'terhormat'. Agustus, kemudian, dinamai sesuai dengan pemimpin besar Romawi ini, sebagai bagian dari strategi propaganda mandiri Oktavianus. Dengan mengabadikan dirinya dalam kalender Romawi, mustahil bagi siapa pun untuk melupakan betapa hebatnya dia. Walaupun banyak pemimpin Romawi lainnya berusaha memasukkan diri mereka ke dalam kalender, tidak satupun dari mereka yang berhasil, hanya Julius Caesar dan Augustus, yang menjadi individu manusia yang diperingati pada di tiap tahun.
Bulan yang tersisa dalam kalender Romawi memiliki etimologi yang kurang ditinggikan. Mereka hanya diberi nama secara numerik, sesuai dengan sistem penanggalan asli sepuluh bulan yang ada sebelum reformasi Julian. September berasal dari septem, artinya tujuh; Oktober dari okto, artinya delapan; November dari novem, artinya sembilan; dan Desember dari decem, artinya sepuluh.
sumber The Vintage News
Comments
Post a Comment